Cerpen - Atheis

Karya Achdiat K.Mihardja
Cerpen - Atheis
Pada awalnya, keyakinan Hasan tentang Tuhan tidak terpengaruh oleh pikiran pikiran Rusli. Namun, keyakinan pemuda itu mulai hoyah ketika Rusli memperkenalkan Anwar, seorang anarkis tulen (tidak percaya adanya Tuhan) kepada dirinya. Anwar yang sangat pandai berbicara dan memiliki pengetahuan luas tentang ketuhanan mencoba merasuki pikiran Hasan dengan aliran anarkisnya. Lambat laut, pembicaraannya dengan Rusli dan Anwar membuat pikiran pemuda itu tentang agama menjadi berubah. Dia mulai meragukan keberadaan Tuhan. Ia bahkan mulai meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim, serta mulai meninggalkan shalat lima waktu.

Sejak saat itu, pergaulan Hasan semakin bebas. Dia benar benar telah terpengaruh dan mengikuti gaya pergaulan Rusli, Anwar, Kartini serta beberapa teman aliran anarkis lainnya. Hasan akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Kartini. Ia sama sekali telah melupakan aturan agama dalam pernikahannya itu. Mereka menikah secara bebas tanpa menghadirkan penghulu. Mereka menganggap bahwa landasan pernikahan itu adalah perasaan suka sama suka semata sehingga tidak perlu menghadirkan saksi saksi dan penghulu. Namun, pernikahan mereka tidak berjalan mulus. Kehidupan rumah tangga mereka diwarnai oleh pertengkaran. Kartini yang telah terbiasa menganut pergaulan bebas, tidak berusaha untuk mengubah perilakunya sekalipun ia telah menikah. Ia tetap bergaul bebas dengan siapapun. Hal itu membuat hati Hasan merasa sangat cemburu, terutama kepada Anwar. Ia kemudian menuduh Kartini telah berbuat serong dengan Anwar.

Problema rumah tangga yang menimpa Hasan mempunyai dampak positif bagi dirinya. Kesadarannya akan agama dan Tuhan mulai bangkit kembali. Dia menyesali semua perbuatan dosa yang telah dia lakukan selama ini. Dia merasa berdosa terhadap kedua orang tuanya yang telah menanamkan nilai nilai keagamaan dalam dirinya. Ia merasa berdosa kepada Allah Sang Pencipta Alam semesta sebab sejak bergaul dengan kelompok Rusli dan kawannya yang anarkis, dia mulai meragukan keberadaannya.

Setelah kesadaran dalam dirinya pulih sepenuhnya. Hasan memutuskan untuk menceraikan Kartini dan pulang kembali ke kampung halamannya. Ia ingin menemui ayahnya dan bersujud di kakinya. Ketika Rusli memasuki rumahnya, ia melihat ayahnya sedang sakit parah. Ia kemudian mencium kaki ayahnya untuk memohon ampunnyan, namun hingga ayahnya menghembuskan nafasnya, ia tidak bersedia mengampuni dirinya.

Hati Hasan semakin menjadi hancur. Ayahnya tidak bersedia memaafkannya. Dengan hati yang penuh dendam, dia mencari Anwar. Ia menganggap bahwa pemuda itulah yang telah menjerumuskan dirinya. Tanpa memperdulikan keadaan sekililingnya, pada malam hari itu juga, dia mencari Anwar. Padahal saat itu sedang dalam keadaan darurat sehingga diberlakukan jam malam. Dalam pikirannya hanyalah mencari Anwar. Namun, sebelum bertemu dengan Anwar, tiba tiba dia merasakan sesuatu menembus punggungnya. Dia terkapar di atas aspal dengan berlumuran darah.  Hasan meninggal dunia. Namun, sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir, dia masih sempat mengucapkan Allahu Akbar berkali kali.

Sebelum Hasan pindah ke Bandung untuk bersekolah di MULO, dia adalah seorang pemuda yang taat beragama. Dia sangat rajin mengaji dan menjalankan shalat lima waktu. Memang begitulah kedua orang tuanya mendidiknya. Mereka dikenal sangat taat beragama dan merupakan pengikut kelompok tarekat tertentu di kampung Panyeredan.
Ketika bersekolah di MULO, Hasan berkenalan dengan seorang gadis cantik bernama Rukmini, salah seorang teman sekolahnya. Semakin hari hubungan keduanya semakin akrab sehingga mereka memutuskan untuk menjalin cinta kasih. Namun, hubungan mereka tidak berjalan lama. Pada suatu hari orang tua Rukmini menyuruh gadis itu untuk pulang ke Jakarta. Mereka bermaksud menjodohkan Rukmini dengan seorang saudagar kaya, sebagai anak yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dia terpaksa menikah dengan saudagar kaya tersebut walaupun tidak ada rasa cinta sedikitpun kepada calon suaminya.

Ketika mengetahui kenyataan itu, hati Hasan menjadi hancur. Dia menjadi sagat frustasi. Untuk menghilangkan bayangan Rukmini, ia kemudian memasuki suatu aliran tarekat agama yang telah dianut oleh kedua orang tuanya di kampung Penyeredan. Walaupun dalam keadaan frustasi, dia tidak lari dari kehidupan beragama. Dia  bahkan semakin kaut menjalankan perintah agama.

Kehidupan agama dalam diri Hasan mulai  goyah ketika dia didatangi Rusli, teman semasa kecilnya. Rusli datang bersama Kartini, seorang janda cantik dan modern yan menganut pergaulan bebas. Ketika melihat wajah dan perawakan Kartini yang sangat miripdengan Rukmini, pemuda itu langsung jatuh hati kepadanya. Perasaan cintanya kepada wanita itu semakin menggebu gebu. Ia bahkan sering berbincang bincang bersama Kartini dan teman temannya. Ia juga mengetahui gaya hidup mereka yang modern dan sangat bebas. Namun, sebagai seorang yang mempunyai dasar agama kuat, ia mencoba menyadarkan Kartini dan teman temannya dari kesesatan. Berulang kali ia menasihati mereka tentang agama. Namun, ia tidak berhasil menyadarkan mereka.

Sebaliknya, Hasan sendiri yang justru diceramahi oleh salah seorang teman Kartini yang bernama Rusli. Karena Rusli pandai berbicara dan memiliki pengetahuan luas, tanpa disadari oleh pemuda itu bahwa pikiran pikiran Rusli mulai melekat dalam dirinya. Ia mulai terpengaruh pikiran pikiran materialistis atau falsafah kebendaan yang ditanamkan Rusli. Falsafah kebendaan adalah falsafah yan mengutamakan benda benda yang tertangkap oleh pancaindra.

Kaum materialis menganggap agma sebagai sebuah kepercayaan yang sulit dijangkau oleh akal nyata, terutama masalah keberedaan Tuhan sebab Tuhan tidak hadir secara fisik di hadapan manusia. Itulah sebabnya mereka tidak mempercayai keberadaan Tuhan. Falsafah inilah yang kemudian menjadi dasar aliran komunisme.
0 Komentar untuk "Cerpen - Atheis"

Back To Top