Cerpen - AKI

Karya Idrus
Cerpen - AKI

Aki adalah seorang lelaki berumur 29 tahun yang menderita penyakit TBC. Ia sangat kurus kering, badannya bongkok, dan wajahnya tampak lebih tua dari umurnya yang sebenarnya. Karena penyuakitnya itu, ia sering tidak masuk kantor. Setiap orang yang melihat postur tubuhnya pasti akan memperolok oloknya. Namun, tidak demikian halnya dengan rekan rekan sekantornya. Mereka sangat menghormatinya karena lelaki itu selalu memperlakukan mereka dengan baik. Sebagai atasan, Aki tidak pernah mengabaikan bawahannya, bahkan selalu memperhatikan kepentingan mereka. Pimpinan kantor tempat AKI bekerja pun sangat menghormatinya dan menyanginya. Ia menarug kepercayaan besar kepadanya karena hasil pekerjaan Aki selalu memuaskan. 

Pada suatu hari, penyakit TBC yang diderita Aki semakin parah, bahkan selama beberapa saat, denyut nadinya tidak terdengat sama sekali. Ia tidak bernafas. Hal itu menyebabkan istrinya, Sulasmi, sangat sedih. Ia takut kehilangan orang yang sangat dicintainya itu. Air matanya terus menerus mengalir membasahi pipinya. Namun tiba tiba ia melihat suaminya sadat dan tersenyum kepadanya. Bahkanm suaminya mengatakan kepadanya bahwa ia akan meninggalkan tepat pada tanggal 16 Agustus tahun depan. Ia juga meminta istrinya untuk menyiapkan segala sesuatunya menjelang kematiannya.

Setelah kejadian itu, kekuatan Aki pulih kembali. Badannya tidak lagi kurus kering, bahkan menjadi semakin gemuk. Ia juga mencukur habis rambutnya. Kemudian, mengajukan permohonan berhenti bekerja kepada pimpinan kantornya dengan alasan bahwa ia akan meninggal pada 16 Agustus tahun mendatang. Mendengar pembiacaraan Aki yang tidak masuk akal itu, rekan rekan sekantornya menganggap lelaki itu telah gila. Kepala kantornya yang telah berniat untuk menaikan gaji dan pangkat Aki juga menganggap demikan. Tidak mempercayai omongan Aki. Ia mulai memperhatikan setiap gerak gerik Aki, namun ia tidak menemukan kejanggalan pada sikapnya. Ia melihat Aki sedang berbicara dengan bawahannya tentang suatu pekerjaan. Sikapnya wajar wajar saja, tidak ada hal yang menunjukkan ketidakwarasannya. Ia juga meneliti hasil pekerjaan Aki, ia pun tidak menemukan kesalahan sama sekali. 

Tibalah tanggal 16 Agustus yang dikabarkan sebagai tanggal kematian Aki. Anak anaknya Aki, Akbar dan Lastri tidak masuk sekolah. Seluruh penghuni kantor menjadi sibuk bukan alang kepalang. Mereka menghiasi mobil kantor dengan bunga bungaan, bahkan bahkan kepala kantor terus menerus menghapalkan pidato yang akan diucapkannya pada saat pengeburan Aki. Salah seorang pegawai kantor mengarang sebuah puisi berjudul ‘lagu Aki’ untuk mengenang Aki. Semua penghuni kantor itu pun menyanyikan lagu dengan diiringi oleh orkes ‘beringin’. Karena lagu ini, si pengarang dijebloskan ke dalam penjara dan di penjara ia menggembar gemborkan dirinya bahwa ia adalah pengarang hebat karena hanya orang yang hebatlah yang akan dimasukkan ke penjara karena karangannya.

Aki sendiri mengenakan pakaian terbagus yang dimilikinya untuk menghadap malaikat maut yang akan mendatanginya pada pukul 3 nanti. Sebelum pukul 3, ia menyuruh Akbar dan Lastri untuk keluar kamar dan menyuruh Istrinya untuk tidak tidur didekatnya. Sulasmi diperintahkan untuk membelakanginya agar ia tidak melihat perjuangannya ketika menghadapi maut. Pukul tiga lewat dua puluh menit, Sulasmi memberanikan diri melihat keadaan suaminya. Ketika dilihatnya sang suami tak bernapas lagi, ia masih mencoba memanggil namanya berulang ulang, namun sang suami diam tak bergeming. Ia kemudian keluar kamar dan memberitahukan kepada semua orang bahwa suaminya telah tiada. Sebagian orang sibuk menyiapkan kereta jenezah, sedangkan sebagian lainnya berebutan ingin melihat jenazah Aki. Namun, tak berapa lama kemudian, orang orang yang memasuki kamar Aki tampak berlarian keluar. Sulasmi merasa heran melihat mereka berhamburan lari keluar. Sulasmi merasa heran melihat mereka berhamburan lari ke;uar tanpa menjelaskan apapun kepadanya. Bahkan, orang orang yang merasa penasaran kemudian menjulurkan kepalanya ke kamar suaminya pun berlarian keluar. Sulasmi kemudian memasuki kamar dan melihat suaminya sedang merokok. Tampaknya, suaminya belum mati. Ia hanya tertidur dan kemudian terbagun mendengar keributan suaminya masih hidup. Bahkan, suaminya berkata bahwa ia tidak mau mati sebelu ia mencapai 60 tahun.

Sejak peristiwa itu, Aki tampak sehat dan kehidupan rumah tangganya selalu diliputi oleh kebahagiaan. Aki tampak lebih mudah dari usianya. Pada usia 42 tahun, ia tampak seperti berumur 29 tahun. Ia kemudian menggantikan posisi kepala kantornya yang telah meninggal tiga  tahun yang lalu. Ia juga melanjutkan kuliah di fakultas hukum dan sekelas dengan orang orang yang usianya jauh di bawahnya. Semangat hidupnya telah bangkit kembali. Ia mengatakan kepada istrinya bahwa ia ingin hidup lebih lama, sampai usia seratus tahun.
0 Komentar untuk "Cerpen - AKI"

Back To Top